assalamu'alaikum, kali ini saya akan membagikan artikel yang berisikan contoh makalah tentang Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ideal. Ikuti dan kunjungi terus BLOG saya, karena teman-teman akan menemukan berbagai macam karya ilmiah/karya tulis, makalah, jurnal magang dan lain sebagainya.
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI YANG IDEAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi bagi
perkembangan kualitas sumber daya manusia selanjutnya. Karena itu peningkatan
penyelenggaraan PAUD sangat memegang peranan yang penting untuk kemajuan
pendidikan di masa mendatang. Arti penting mendidik anak sejak usia dini
dilandasai dengan kesadaran bahwa masa kanak-kanak adalah masa keemasan (the
Golden Age), karena dalam rentang usia dari 0 sampai 5 tahun, perkembangan
fisik, motorik dan berbahasa atau linguistik seorang anak akan tumbuh dengan
pesat. Selain itu anak pada usia 2 sampai 6 tahun dipenuhi dengan senang
bermain. Konsep bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain pada PAUD
merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih
beragam, sehingga di kemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok
manusia yang berkualitas.
B.
Tujuan
Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAUD Ideal
Pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi ujung
tonggak pendidikan. Karena fondasi pendidikan berawal dari sana. Karena PAUD
itu, mengasah pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Misalnya
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosial
emosional (sikap dan perilaku serta agama). Juga bisa dilihat
perkembangan bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Selain
itu, Hakikat, komponen, metode, media dan lingkungan pembelajaran merupakan
faktor –faktor yang sangat mempengaruhi terciptanya pembelajaran yang ideal.
PAUD di masa sekarang sangat penting bagi
tumbuh kembang anak, di usia nol hingga dengan 6 tahun khususnya dalam
perkembangan perilaku, bakat dan pengetahuan. Pada masa-masa usia
tersebut anak sangat peka dengan segala sesuatu dilingkungannya. Apabila
lingkungan mengajarkan hal yang positif mengarah ke perilaku yang membuat anak
terdidik dengan baik.
Jika dididik dengan baik maka anak akan
terbentuk baik pila-pola pendidikan dan perilakunya. Untuk itu diperlukan pola
pembelajaran yang tepat bagi anak usia dini. Melaluinya, anak-anak usia dini
akan dipersiapkan dengan baik untuk memasuki masa sekolah tanpa kehilangan
hari-hari bahagianya di masa kecil.
Dan mereka pun siap
menjadi generasi penerus yang mengharumkan nama bangsa. “Pembelajaran PAUD yang
ideal harus disiapkan secara maksimal, agar terwujudnya generasi emas 2045.
Kunci utama pembelajaran Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) yang ideal adalah keberadaan guru PAUD yang mencinta anak. Itu yang terpenting. Walaupun kondisi prasarana juga
penting, tetapi hubungan kebatinan antara pendidik dan kualitas pendidik
merupakan yang paling penting. Karena kalau tidak begitu, ujung-ujungnya nanti
jadi tempat penitipan saja tanpa ada kualitas guru yang baik dan memiliki
hubungan batin ada beberapa hal yang perlu diperbaiki terutama dari sisi sumber
daya manusia (SDM), fasilitas, dan kualitas buku-buku. Salah satu hal penting
dalam SDM adalah adanya sistem penunjang antar pendidik PAUD, karena di jenjang
PAUD tidak bisa hanya belajar melalui buku saja. “Melainkan suatu proses ilmiah di
mana guru-gurunya harus bereksperimen dan mencoba hal-hal yang lebih
inovatif,”harus ada perubahan paradigma mengenai buku bacaan anak. “Selama ini kita
suka menentukan anak itu harusnya baca apa padahal sebenarnya paradigma yang
lebih penting adalah bagaimana cara agar anak itu mencintai membaca. Jadi
sebenarnya harus child driven. Anak harus
ditanya ingin baca buku-buku mengenai apa?”(Mendikbud Nadiem Makarim, 23/12/2019).
Seiring
berjalannya waktu, peran serta
fungsi guru dan anak peserta didik
dalam hal ini anak usia dini
tidak lagi diajar dan mengajar. Guru dan anak peserta didik
sebenarnya
sama-sama belajar. Di sanalah
terjadi proses pembelajaran yang ideal. Sebuah proses yang membawa guru dan
peserta didik saling berinteraksi dalam memahami materi pelajaran. Guru dan
peserta didik sama-sama mengupas kebenaran yang terjadi dalam khasanah ilmu
pengetahuan yang beragam. Di sanalah terjadi proses yang disebut saling memberi
informasi dan saling berkomunikasi.
Dalam sebuah
pembelajaran yang efektif, guru dan peserta didik dalam hal ini anak usia dini akan saling
melengkapi. Dimana guru bertugas merencanakan pembelajaran dan anak peserta didik adalah
peserta didik yang akan mendapatkan pembelajaran dari yang direncanakan guru.
Ketika guru merencanakan pembelajarannya dengan sangat matang, maka terjadilah
proses pembelajaran yang sangat menantang anak
peserta
didik untuk mengeksplore pengetahuan itu. Tetapi, bila guru tak matang dalam
membuat perencanaan pembelajaran, maka pembelajaran menjadi terkesan
membosankan. Tak terlihat lagi suasana yang saling menyenangkan, menyenangkan
peserta didik, dan juga menyenangkan guru. Kalau itu sampai terjadi, guru harus
melakukan instropeksi diri dan lakukanlah sebuah penelitian tindakan kelas
(PTK).
Pembelajaran yang
berkualitas dapat tercapai karena adanya guru yang memahami perannya dengan
baik, sehingga peserta didik merasakan bahwa gurunya adalah guru yang bisa
mendampinginya dalam memahami khasanah ilmu pengetahuan yang bertebaran di muka
bumi ini. Guru memerlukan peserta didik, peserta didik memerlukan guru. Ada
saling memberi, dan menerima.
Guru dan peserta didik dalam hal ini anak usia dini
adalah pasangan pembelajaran yang ideal dan tak akan pernah hilang dalam dunia
pendidikan kita. Tinggal kita mengolahnya menjadi pasangan yang indah, penuh
warna-warni bak pelangi, dan disanalah para guru akan lebih mengenal karakter
para peserta didiknya dengan baik
B. Ruang Lingkup Perkembangan Anak Usia Dini
Lingkup perkembangan sesuai tingkat usia anak meliputi aspek nilai agama
dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni seperti
yang di paparkan dibawah ini
1.
Nilai agama dan moral meliputi:
a. Kemampuan
mengenal nilai agama yang dianut,
b. Mengerjakan
ibadah,
c. Berperilaku
jujur, penolong, sopan, hormat, sportif,
d. Menjaga
kebersihan diri dan lingkungan,
e. Mengetahui
hari besar agama,
f. Menghormati,
dan toleran terhadap agama orang lain.
2. Fisik-motorik
meliputi:
a. Motorik
kasar, mencakup:
-
Kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi,
-
Lentur, seimbang,
-
Lincah,
-
Lokomotor, non-lokomotor,
-
Mengikuti aturan;
b. Motorik
halus, mencakup:
Kemampuan
dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan
mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk.
c. Kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup:
-
Berat badan,
-
Tinggi badan,
-
Lingkar kepala sesuai usia,
-
Kemampuan berperilaku hidup bersih,
-
Sehat,
-
Peduli terhadap keselamatannya
3. Kognitif
meliputi:
a. Belajar
dan pemecahan masalah, Mencakup:
-
kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima sosial
-
menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks
yang baru.
b. Berfikir
logis, mencakup:
-
berbagai perbedaan,
-
klasifikasi,
-
pola,
-
berinisiatif,
-
berencana,
-
mengenalsebab-akibat.
c. Berfikir
simbolik, mencakup:
-
kemampuan mengenal, menyebutkan, dan menggunakan
konsep bilangan,
-
mengenal huruf, serta mampu merepresentasikan berbagai
benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar.
4. Bahasa
sebagaimana terdiri atas:
a. Memahami
bahasa reseptif, mencakup:
-
Kemampuan memahami cerita,
-
Perintah,
-
Aturan,
-
Menyenangi dan menghargai bacaan;
b. Mengekspresikan
bahasa, mencakup:
-
Kemampuan bertanya,
-
Menjawab pertanyaan,
-
Berkomunikasi secara lisan,
-
Menceritakan kembali yang diketahui,
-
Belajar bahasa pragmatik,
-
Mengekspresikan perasaan,
-
Ide, dan keinginan dalam bentuk coretan.
c. Keaksaraan,
mencakup:
-
Pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf,
-
Meniru bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.
5. Sosial-emosional meliputi:
a. Kesadaran
diri, terdiri atas:
-
Memperlihatkan kemampuan diri,
-
Mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri,
-
Mampu menyesuaian diri dengan orang lain
b. Rasa
tanggung jawab untuk diri dan orang lain, mencakup:
-
Kemampuan mengetahui hak-haknya,
-
Mentaati aturan,
-
Mengatur diri sendiri,
-
Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan
sesama
c. Perilaku prososial,
mencakup:
-
Kemampuan bermain dengan teman sebaya,
-
Memahami perasaan,
-
Merespon, berbagi,
-
Menghargai hak dan pendapat orang lain;
-
Bersikap kooperatif,
-
Toleran, dan berperilaku sopan.
6. Seni sebagaimana meliputi:
-
Kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri,
-
Berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam
bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan),
-
Mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta
drama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan peserta didik atas
dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta
didik dalam hal ini anak usia dini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang ideal. Pada hakikatnya pembelajaran
yang ideal merupakan proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus
kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran
yang ideal mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku yang
positif dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
B. Saran
Untuk
mewujudkan pembelajaran yang ideal ditinjau dari kondisi dan suasana serta
upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan
proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan
suasana dan kondisi yang efektif dalam pembelajaran harus adanya faktor-faktor pendukung tertentu seperti
lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang
memadai serta kerjasama yang baik antara guru, orang tua dan peserta didik. Upaya-upaya yang tersebut merupakan usaha
dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang
kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan
secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
-
Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan
Anak Usia Dini Holistik-Integratif
-
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
-
Rosyada, Dede.
2004. Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
-
Slameto.
1995. Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka cipta.
-
Anonim. 23
Desember 2019. “Berita-27476-Berikut-Paud-Yang-Ideal-Versi-Mendikbud-Nadiem-Makarim”. https://siedoo.com.

0 Comments